Divisi Asian Language

Berdasarkan hasil evaluasi kursus pada Tahun 2020, maka pada Tahun 2021 Divisi Layanan kursus dibagi menjadi 2 Divisi yaitu : Divisi Western Language dan Divisi Asian Language. Divisi Asian Language di kepalai oleh Dr. Romilda da Costa, S.S., M.Hum. yang bertanggung jawab terhadap kursus bahasa Mandarin, Jepang, Korea dan BIPA.

BIPA adalah program pembelajaran bahasa Indonesia yang diajarkan di luar negeri dan juga di Indonesia untuk orang asing.
Pentingnya BIPA ini juga menjadi perhatian Universitas Pattimura sebagai perguruan tinggi negeri terbesar di Provinsi Maluku. Dengan Pusat Studi Bahasa sebagai ujung tombaknya, Unpatti merasa perlu untuk membentuk program pembelajaran bahasa Indonesia untuk orang asing secara formal dan institutif. Hal tersebut diwujudkan melalui upaya menjalin kemitraan dengan Badan Bahasa, Universitas Indonesia, Universitas Negeri Jakarta, Politeknik Negeri Bali, dan Fakultas Sastra Universitas Udayana, dengan mengutus beberapa orang untuk mengikuti pelatihan dan melaksanakan studi banding ke instansi-instansi tersebut, sejak tahun 2013.


Penyediaan layanan pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) telah menjadi kebutuhan penting di dalam era globalisasi. Arus informasi dan komunikasi global yang semakin bebas dan terbuka, persoalan zonasi perdagangan yang juga semakin bebas dan terbuka, dalam kaitan dengan pemartabatan dan pengutamaan bahasa Indonesia, merupakan alasan-alasan utama yang menggerakan fungsi substansial dan praktikal BIPA sebagai saluran pembelajaran bahasa Indonesia.
Globalisasi secara perlahan-lahan telah membawa dampak yang besar, terutama dalam bidang ekonomi, industri dan ketenagakerjaan, serta sosial-budaya. Para pekerja dari luar negeri dalam berbagai bidang yang membutuhkan penguasaan bahasa Indonesia sebagai salah satu prasyarat untuk bekerja dan tinggal di Indonesia perlu mendapat layanan yang prima.
Pada sisi yang lain, pengalihan fokus percepatan pembangunan oleh pemerintah Republik Indonesia ke arah bagian Timur Indonesia telah mendorong munculnya pusat-pusat pertumbuhan baru dengan potensi-potensi ekonomi yang cukup prospektif. Di daerah Maluku, percepatan pembangun tersebut semakin terasa seiring bertumbuhnya ekonomi secara signifikan, dan pembukaan eksplorasi pertambangan logam mulia di Pulau Buru dan gas alam Abadi di Masela. Hal tersebut diasumsikan akan mendorong migrasi para pekerja dari luar negeri yang akan bekerja pada sektor pertambangan dan lainnya di Maluku, sehingga kebutuhan belajar bahasa Indonesia semakin tinggi.


Latar belakang tersebut di atas mendorong Universitas Pattimura sebagai perguruan tinggi negeri terbesar di Maluku, Pengelola Pusat Studi Bahasa Universitas Pattimura, mengupayakan berdirinya Layanan Pengajaran BIPA demi menjawab tuntutan tersebut. Pengajaran BIPA merupakan salah satu bentuk layanan dari Pusat Studi Bahasa Universitas Pattimura. Upaya, dalam rangka mendukung visi dan misi Universitas Pattimura sebagai world class university sekaligus sebagai center of exellence melalui perintisan berbagai kerja sama dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang pengajaran BIPA. Dari upaya-upaya yang telah dilakukan, pada tanggal 16 Oktober 2016, Program BIPA Pusat Studi Bahasa resmi dibuka dengan 1 mahasiswa a.n. Jessica Viviana Ortiz Quiroz asal Colombia. Sejak saat itu, BIPA Pusat Studi Bahasa telah melakukan berbagai macam program sebagai ajang promosi Program BIPA Pusat Studi Bahasa diantaranya:

1.BIPA Plus ke 1 tahun 2017
Program ini diikuti 7 peserta dari Negara (Swis, Tiongkok, Belanda, Jerman, Australia, Jepang)

[supsystic-gallery id=5 position=center]

2. BIPA Plus 2 tahun 2018
Program ini diikuti 10 Peserta dari Jerman dan 2 Peserta dari Timor Leste

[supsystic-gallery id=6 position=center]

3. BIPA Plus 3 tahun 2018
Program in diikuti 10 Peserta dari Thailand

[supsystic-gallery id=7 position=center]

4. BIPA Plus 4 tahun 2019
Program ini dilaksankan di Thailand dengan menghadirkan 3 pengajar BIPA dan 1 pengajar ekspert dari Universitas Pattimura dan diikuti oleh mahasiswa dari Jerman dan Thailand.

[supsystic-gallery id=8 position=center]

Program Kelas Internasional BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) Plus Universitas Pattimura adalah sebuah program yang diancangkan seperti Summer Course. Universitas Pattimura membuka kesempatan kepada orang-orang asing yang memiliki ketertarikan untuk mempelajari bahasa dan budaya Indonesia untuk datang ke Unpatti selama kurang-lebih 2 (dua) minggu untuk berpartisipasi dalam program tersebut. Program ini disasarkan kepada dua pihak, yakni peserta undangan yang dibiayai oleh Universitas Pattimura selama jangka waktu pelaksanaan program, dan peserta umum yang ingin ikut serta dalam program tersebut atas kehendak dan biaya sendiri. Melalui kegiatan ini, promosi wisata budaya dan bahasa di Indonesia dan Maluku akan turut dipromosikan.

5. BIPA Darmasiswa
Program kerja sama Universitas Pattimura dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI yang dimulai sejak 2018. Pada tahun 2020 karena adanya pandemi Covid 19, program ini tidak dapat terlaksana.

[supsystic-gallery id=9 position=center]

6. BIPA Reguler
Program ini dibuka khusus bagi peserta yang ingin belajar BIPA sesuai kebutuhan dan kemampuan peserta yang diawali dengan tes penempatan awal untuk membuktikan tingkat kemampuan peserta. BIPA reguler sejak 2016 s.d. 2019 telah diikuti oleh 6 Peserta dari Colombia, Belanda, Jepang, New Zealand, Amerika.

[supsystic-gallery id=10 position=center]

Bahasa Mandarin Tentang suara ini dengarkan (Tradisional: 北方話, Sederhana: 北方话, Hanyu PinyinBěifānghuà, harafiah: “bahasa percakapan Utara” atau 北方方言 Hanyu Pinyin: Běifāng Fāngyán, harafiah: “dialek Utara”) adalah dialek Bahasa Tionghoa yang dituturkan di sepanjang utara dan barat daya Republik Rakyat Tiongkok. Kata “Mandarin”, dalam bahasa Inggris (dan mungkin juga Indonesia), digunakan untuk menerjemahkan beberapa istilah Tionghoa yang berbeda yang merujuk kepada kategori-kategori bahasa Tionghoa lisan.

Dalam pengertian yang sempitMandarin berarti Putonghua 普通话 dan Guoyu 國語 yang merupakan dua bahasa standar yang hampir sama yang didasarkan pada bahasa lisan Beifanghua* (lihat di bawah). Putonghua adalah bahasa resmi Tiongkok dan Guoyu adalah bahasa resmi Taiwan. Putonghua – yang biasanya malah dipanggil Huayu – juga adalah salah satu dari empat bahasa resmi Singapura.

Dalam pengertian yang luasMandarin berarti Beifanghua (secara harafiah berarti “bahasa percakapan Utara”), yang merupakan sebuah kategori yang luas yang mencakup beragam jenis dialek percakapan yang digunakan sebagai bahasa lokal di sebagian besar bagian utara dan barat daya Tiongkok, dan menjadi dasar bagi Putonghua dan Guoyu. Beifanghua mempunyai lebih banyak penutur daripada bahasa apapun di dunia dan terdiri dari banyak jenis termasuk versi-versi yang sama sekali tidak dapat dimengerti.

Seperti ragam-ragam bahasa Tionghoa lainnya, ada banyak orang yang berpendapat bahwa bahasa Mandarin itu merupakan semacam dialek, bukan bahasa.

di Pusat Studi Bahasa sendiri, kursus Bahasa Mandarin diadakan dengan mendatangkan penutur asli Bahasa Mandarin. Untuk informasi lebih lanjut hubungi nara hubung disini.

Bahasa Korea (한국어/조선말) adalah bahasa yang paling luas digunakan di Korea, dan merupakan bahasa resmi Korea Selatan dan Korea Utara. Bahasa ini juga dituturkan secara luas di Yanbian di timur laut Tiongkok. Secara keseluruhan, terdapat sekitar 78 juta penutur bahasa Korea di seluruh dunia termasuk kelompok-kelompok besar di Uni Soviet, AS, Kanada dan Jepang. Klasifikasi resmi bahasa Korea masih belum disetujui secara universal, namun dianggap oleh banyak orang sebagai bahasa isolat. Beberapa ahli bahasa memasukkannya ke dalam kelompok bahasa Altaik. Bahasa Korea juga banyak mirip dengan bahasa Jepang yang status kekerabatannya juga kurang jelas.

Sistem penulisan bahasa Korea yang asli — disebut Hangul — merupakan sistem yang silabik dan fonetik. Aksara-aksara Sino-Korea (Hanja) juga digunakan untuk menulis bahasa Korea. Walaupun kata-kata yang paling umum digunakan merupakan Hangul, lebih dari 70% kosakata bahasa Korea terdiri dari kata-kata yang dibentuk dari Hanja atau diambil dari bahasa Mandarin.

Huruf ini dikenalkan oleh Raja Sejong pada abad ke-15, dikenal sebagai Hunmin Jeongeum. Namun, istilah Hangul baru dikenal pada permulaan abad ke-20. Setelah Hangeul digunakan pun, Hanja masih tetap dipakai, sedang Hangeul dipakai oleh orang-orang tidak berpendidikan, wanita dan anak-anak.

Namun pada perkembangannya, Hangeul makin banyak digunakan bahkan pada abad ke-19 dan permulaan abad ke-20, penggunaan Hangeul dan Hanja seimbang. Namun kini, Hanja hanya dijumpai pada tulisan-tulisan akademik dan resmi, sedangkan hampir semua papan nama, jalan, petunjuk, bahkan tulisan-tulisan informal ditulis dalam Hangeul.

Bahasa Korea pada dasarnya memiliki dialek-dialek yang saling bertalian satu sama lain. Setiap wilayah dapat memahami dialek lainnya, kecuali dialek Pulau Jeju yang dianggap kurang bisa dimengerti dari dialek-dialek provinsi lainnya.

Di PSB Unpatti , untuk pembelajaran bahasa Korea bisa dialukan dengan instruktur yang memiliki kemampuan baik dalam bahasa korea. Untuk informasi pendaftaran, bisa langsung di tanyakan ke Contact Person.

 

Bahasa Jepang (日本語; romaji: Nihongo; pengucapan: Nihonggo) merupakan bahasa resmi di Jepang dan jumlah penutur 125 juta jiwa.

Bahasa Jepang juga digunakan oleh sejumlah penduduk negara yang pernah ditaklukkannya seperti Korea dan Republik Tiongkok. Ia juga dapat didengarkan di Amerika Serikat (California dan Hawaii) dan Brasil akibat emigrasi orang Jepang ke sana. Namun, keturunan mereka yang disebut nisei (二世, generasi kedua), tidak lagi fasih dalam bahasa tersebut.

Bahasa Jepang terbagi kepada dua bentuk yaitu Hyoujungo (標準語), pertuturan standar, dan Kyoutsugo (共通語), pertuturan umum. Hyoujungo adalah bentuk kata/pelafalan yang diajarkan di sekolah dan digunakan di televisi dan segala perhubungan resmi.

Cara menulis dasar tulisan kana ada disini.

Di Pusat Studi Bahasa sendiri, kursus Bahasa Mandarin diadakan dengan mendatangkan penutur asli Bahasa Jepang. Untuk informasi lebih lanjut hubungi nara hubung disini.